Jumat, 05 Oktober 2007

MOPD smansacis 2007

MOPD SMANSACIS 2007
“Sekali Lagi, Bukan Ajang Balas Dendam!”

Riuh menggema di seluruh penjuru Smansacis. Tahun ajaran baru telah datang. Siswa dan siswi yang tersebar dari seluruh penjuru Ciamis, berbondong-bondong mendaftarkan diri ke sekolah favorit mereka dengan mengusung satu tujuan luhur yaitu melanjutkkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan disinilah tempatnya, SMAN 1 CIAMIS. Kini tiba saatnya bagi mereka menjalani masa adaptasi sebagai siswa baru di sekolah yang mereka idamkan.
MOPD…. Masa Orientasi Peserta Didik! Umumnya menjadi momok yang menakutkan bagi siswa baru. Entah darimana mulanya, kata itu memiliki arti yang menyeramkan di benak khalayak ramai. Merupakan kata lain dari OSPEK dan MOS yang menurut orang merupakan ajang balas dendam dari senior kepada juniornya., Entahlah!
MOPD Smansacis berlangsung tiga hari (16/17/18 Juli), yang diisi dengan berbagai kegiatan untuk lebih mengenalkan seluruh komponen Smansacis dari mulai staf pengajar, sarana dan prasarana, dsb., kepada siswa baru. A Galuh Sukma Wijaya sebagai Ketua Pelaksana, bertanggung-jawab penuh atas jalannya kegiatan ini. Bapak Asep Ganda Sadikin selaku Kepala Sekolah, membuka secara resmi kegiatan ini pada Upacara Senin pagi (16/07) dengan menanbahkan prosesi kecil yaitu dengan menyematkan kartu tanda peserta MOPD kepada Fanny T.B dan Dani H sebagai siswa dan siswi terpilih sebagi tanda MOPD telah dimulai.
Berbagai kegiatan dijalani para siswa. Pemberian materi dan pengenalan ekskul pun menghiasi hari-hari MOPD selain seluruh siswa diminta mengumpulkan sebanyak mungkin tanda tangan dari para seniornya. Salah satu materi yang paling mengesankan dan yang umumnya membuat jantung peserta MOPD berdegup kencang adalah materi yang diberikan oleh kakak-kakak senior dari OSIS. Materi ini lebih menekankan pada pengujian mental yang lebih dikenal dengan nama “Penggebrakan”. Pemberian materi ini tentunya tidak semata-mata asal pemberian materi yang seolah-olah dalih para senior untuk melancarkan hasrat balas dendamnya pada para junior saja. Tentu tidak! Karena pada saat pemberian materi diawasi sepenuhnya oleh guu yang bertanggung jawab. Tentunya, pengujian mental yang masih dalam tahapan wajar. Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana kekuatan mental yang dimiliki para peserta MOPD. Mengingat, tahapan SMA merupakan tahapan awal menuju kedewasaan yang pada tahapan ini diperlukan mental yang kuat demi mengantisipasi berbagai macam cobaan yang dihadapi. Itu, hikmah positif yang dapat kita ambil.
Masa Orientasi juga mengajarkan peserta untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dan pentingnya menjaga barang milik pribadi. Meskipun hanya sebuah kartu peserta yang bertuliskan identitas kita. Untuk kedisiplinan, pada masa orientasi peserta diwajibkan datang lebih pagi dari siswa lainnya. Hari pertama pukul 06.00 dan hari selanjutnya berkurang 15 menit dari hari sebelumnya. Ini berlaku hanya pada saat 3 hari masa MOPD. Bagi para siswa yang tidak disiplin, mereka harus menerima konsekuensi dari perbuatan yang mereka lakukan. Yakni pulang sekolah berkumpul di lapangan basket sambil menikmati senyuman riang mentari yang sedang semangat-semangatnya menyengat kulit. Dalam pengujian ini, daya taham tubuhlah yang diperlukan. Selepas Masa Orientasi berakhir barulah siswa baru peserta MOPD resmi menjadi siswa SMAN 1 CIAMIS sepenuhnya. Rentetan kegiatan ini ternyata masih belum sepenuhnya berakhir. Karena masih terdapat dua kegiatan lagi yang mesti dijalani. Dua kegitan itu adalah Tes Kesehatan Jasmani (TKJ) dan kegiatan Kepramukaan (Mata Cakap), yang berlangsung pada hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Kegiatan Kepramukaan atau Mata Cakap dilaksanakan di Bumi Perkemahan (Buper) di desa Pamalayan dengan transportasi hanya dengan menggunakan kedua kaki saja. Perjalanan ini memerlukan waktu 3 jam. Fantastis bukan? Namun sayang, cuaca nampaknya kurang bersahabat. Sehingga acara berakhir lebih cepat dari yang dijadwalkan. Akan tetapi, Mata Cakap ini merupakan kegiatan yang dipenuhi dengan kegembiraan. Tepat pukul 12 malam, semua siswa dikumpulkan di Kecamatan (nama tempat di Buper. red) untuk melaksanakan api unggun. Satu hal yang unik, selama melaksanakan Mata Cakap baik siswa puteri maupun putera tidak diperkenankan untuk bertegur sapa. Malah yang ada, diantara keduanya terjadi saling ejek dengan menggunakan sandi tertentu. Untuk memperolok siswa puteri, siswa putera meneriakan sandi “DP… Wek..Wek”. Sebaliknya siswa puteri pun memperolok mereka dengan sandi “Cira… Burket!” Maka dari itu, Mata Cakap ini sangat memberikan kesan yang berharga bagi para siswa yang menjalaninya.
Sempat tersiar kabar buruk mengenai Masa Orientasi yang berlangsung di Smansacis. Bahwa, dalam menjalaninya disertai dengan unsur kekerasan dan sebagai pelampiasan balas dendam. Itu tidak benar! Berulang-ulang kali bapak Edi Kosasih jelaskan dalam setiap pidatonya, bahwa MOPD di SMAN 1 Ciamis tidak disertai unsur kekerasan dan bukan merupakan ajang balas dendam. “Semuanya masih berada dalam jalur. Jadi, sekali lagi bukan ajang balas dendam!” begitu kutipan yang beliau ungkapkan dalam pidatonya. Karena semua dilaksanakan berlandaskan pada dasar yang telah diyakini kebenarannya. Juga, dengan bermacam-macam tujuan yang mengikuti dibelakang. Salah satunya yaitu lebih menekankan pada adaptasi sebelum masuk kegiatan rutin SMA yang sudah barang tentu sangat banyak dan memerlukan tenaga ekstra. Maka dari itu, MOPD diperlukan agar para siswa dapat terbiasa menghadapinya.
Semuanya telah dilewati. Masa MOPD pun telah berlalu. Petik hikmah adalah yang harus kita lakukan. Junjunglah selalu nama almamater dengan mengemban dan menyukseskan misi kita. “Satu kata, Satu tekad, Satu tujuan, demi menggapai sukses bersama….GOALS…!!!


Millaty N. F (X-9)

Tidak ada komentar: