Jumat, 05 Oktober 2007

Liputan Wayang

“2 Jam Bersama Cepot, Arjuna, Gatot Kaca…..”

Selasa, 7 Agustus kemarin, anak-anak kelas X-1,X-2, X-3 dan X-8 beramai-ramai mengunjungi kediaman Arjuna cs di Rungki, Cigembor. Lho maksudnya? Yups, kita sedang melakukan pembelajaran seni budaya, yaitu mengapresiasi kesenian wayang golek yang merupakan salah satu kesenian khas Jawa Barat.
Menurut Bapak Drs. Asep Rahmat Safari, selaku guru bidang studi Seni Budaya yang membimbing kami selama kegiatan mengapresiasi kesenian tradisional, khususnya wayang golek bertujuan untuk mengenalkan khazanah budaya Indonesia kepada kita selaku generasi muda. Kegiatan itu juga sesuai banget dengan salah satu misi SMA 1 yaitu pewarisan budaya.
Kedatangan kita disambut baik oleh yang ‘mpunya wayang, yakni kelompok kesenian Cigembor “Mitra Saluyu”. Kita pun dikenalkan pada tokoh-tokoh penting pewayangan. Ada Arjuna, sitampan yang playboy abiez, Yudhistira si kecil yang gagah berani. Ada si kembar Nakula - Sadewa, Srikandi, wanita perkasa yang selalu membela kebenaran. Ada juga sang Superhero, Gatot Kaca. Dan ‘ga ketinggalan, Si Cepot, Semar, Gareng, dan Petruk yang siap menghibur kita.
Para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Pada saat sesi perkenalan, semua berebut ingin bertanya, “Semar itu anaknya siapa? Bima itu sifatnya gimana? Gugunang itu gunanya buat apa seeh? Etc.” Dengan sabar Kang Dalang menjawab satu per satu pertanyaan yang diberikan para siswa.
Sayangnya, ruangan yang tersedia tidak cukup menampung semua siswa. Terpaksa sebagian semua siswa menonton dari luar ruangan. Meskipun begitu semua tetap semangat menyaksikan salah satu kesenian yang punya peranan dalam penyebaran agama Islam pada zaman dahulu.
2 jam berlalu kegiatan ini diakhiri dengan sesi pemotretan tokoh-tokoh pewayangan sebagai bahan untuk membuat tugas laporan. Tentunya perlu Cake’sholic ketahui dari kegiatan ini bukan hanya hiburan yang kita peroleh untuk menyegarkan kembali otak kita setelah belajar seharian, tetapi juga pengetahuan yang bermanfaat bagi kita, khususnya sebagai generasi penerus yang wajib melestarikan kesenian dan kebudayaan Indonesia, agar tidak punah di masa mendatang. ( Rika Raka, Ratih, Resty, X-3 Ristiani X-1 / CAKES)

LUPUS (liputan kampus)

ONE DAY BEFORE INDEPENDENCE

Kamis 16 Agustus 2007 silam, sekolah kita mengadakan JALAN SANTAI yang dipimpin langsung oleh ketua osis q-ta yaitu Iman Firmansyah dari XII IPA-1. Meskipun A Iman seorang ketua osis, nggak mungkin khan kalo smua schedule dihendelnya sendiri !, otomatis semua aparat osis juga ikut andil dalam membuat schedule acara yang bertemakan “NASIONALISME & PATRIOTISME“ini. Alhamdulilah pelaksanaan kegiatan berjalan dengan lancar. Hanya saja ada beberapa program yang dihilangkan. Tahu khan penyebabnya? selain perayaannya mendadak, juga karena masalah waktu yang kurang memadai. Tapi semua siswa dan guru yang ikut berpartisipasi tidak menghiraukan masalah tersebut. Alhasil, acara pra HUT RI ke-62 ini berjalan dengan lancar.
Dalam pelaksanaan, kegiatan dimulai pada pukul 07.30 dan selesai pada pukul 13.30. Diawali dengan acara Jalan Santai yang memang sedikit bermandikan keringat, tapi kesan perjuangannya tuch (chieee…masa sich?). Semua warga smansacis berjalan sekitar 2 KM mengikuti rute yang telah dibuat Panitia. Selesai acara jalan santai, kemudian q-ta disuguhi perlombaan dan hiburan. Perlombaan yang dihadirkan ternyata sangat atraktif, variatif dan membuat penonton terhibur.
Pertama Lomba Dance, dijawarai oleh XI IPA 4 dan XI IPA-3. Berikutnya adalah Lomba makan Kerupuk yang juara pertamanya yaitu Nurhakim dari X-6, dan juara keduanya Beni dari X-7. Tidak ketinggalan pula Lomba Memasukkan Paku ke Dalam Botol yang dimenangkan oleh Ula Aulia dari X-7 dan Dena dari XI IPA-4.
Yang terakhir Ialah Rahmat dari XII IPS-3 dan Merandi dari XII IPS-4 sebagai pemenang dari Lomba Pukul Air.
Banyak pesan dan kesan yang terekam di benak warga Smansacis setelah mengikuti kegiatan jalan santai. Apa kata mereka yaa?
Bp. Edi Kosasih, PKSU Kesiswaan
Saya sangat senang terhadap program jalan santai, karenadari tahun ke tahun semakin atraktif dan variatif. Momentum kemerdekaan sangat kental dengan diiringi sikap nasionalisme dan patriotisme. Juga, dalam perayaannya diiringi dengan lomba-lomba yang menghibur membuat therapy tersendiri untuk siswa dan guru dari kepenatan belajar. Pokona mah, “Sekali merdeka tetap MERDEKA!!!”
Iman Firmansyah, XII IPA-1
Saya sangat sedih terhadap poenyusunan acara ini karena bentrok dengan penyusunan acara LGJ, tapi rasa itu hilang seiring dengan kondisi warga Smansacis yang mau ikut berpartisipasi dalam acara ini.
Bagus, XII IPA-5
Acara ini sangat baik untuk kesehatan dan bisa untuk refreshing. Kesan yang lain dari tahun sebelumnya yaitu lebih meriah, terorganisir dan partisipasi dari berbagai kalangan sehingga membuat acara berjalan lancar.
Lia dan Resti, XII, Soc-3
Kesan yang mendalam bagi kami yaitu karena kegiatan ini merupakan program tahunan yang melatih kita untuk memiliki jiwa nasionalisme. Acaranya lebih kreatif, variatif dari tahun sebelumnya. Tetapi karena capek dan permainan (lomba) tidak berjalan semua, yaa itui sesuatu yang duka bagi kami. (Benny M’boy X-7/Cake~s)

Panglawungan Jawara Galuh

PANGLAWUNGAN JAWARA GALUH….
“KATINEUNG URANG GALUH DINA NGARAKSA WARISAN KARUHUN”

Cake’s Holic pada tahu gak apa itu “Panglawungan Jawara Galuh”?? itu loh yang kemaren-kemaren digelar di Alun-alun Ciamis. Rugi dech k’lo Cake’s Holic ampe gak nonton. B’coz kegiatan ini merupakan sebuah acara perkumpulan atau pertemuan seluruh kokojo-kokojo pencak silat sejagat Galuh. Kebayang gak tuch para pendekar-pendekar dari belahan Ciamis, tumplek dalam kegiatan ini. Acara yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 9 September ini, diselenggarakan oleh IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) Kab. Ciamis yang diketuai oleh Bapak Ir. H Heri Dermawan. Kegiatan ini diisi oleh kesenian Ebog, Lais, Barongsai, Ronggeng Gunung, dan Debus (digelar malam Senin). Meskipun gerimis mengguyur Alun-alun kota Ciamis, namun acara ini tetap mengundang banyak peminatnya. Terlihat dari para penonton yang begitu antusias menyaksikan kegiatan ini meskipun mereka basah kuyup diguyur hujan gerimis. Dan menurut para pengamat seni, kegiatan ini memiliki nilai positif yang sangat baik karena kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam mempertahankan salah satu kesenian yang ada di Ciamis, khususnya kesenian Pencak Silat yang menjadi aset Kabupaten Ciamis. Sobat Cake’s tahu gak, saat ini Ciamis diperhitungkan dalam pengembangan cabang ilmu bela diri silat loh ! Hal ini dikarenakan Ciamis memiliki potensi dalam prestasi Pencak Silat. Dengan terpilihnya Yeni Hendriana, jawara asal Dsn. Hegarmanah, Ds. Cimaragas, Kec. Cidolog menjadi Jawara Pencak Silat Tingkat Jawa Barat. Selain berprestasi dalam bidang ilmu bela diri, puteri dari Bapak Rais Hamim ini juga selalu menjadi juara umum di sekolahnya loh ! Wah…luar biasa yach. Cake’s salut dech…
Team Cake’s pun sempat mewawancarai Bapak Uun, yang menjadi sekertaris panitia kegiatan ini. Menurut Bapak yang berdomisili di daerah Cigembor ini, sejak didirikannya IPSI, baru kali ini kegiatan Panglawungan Jawara Galuh diselenggarakan. Awalnya, kegiatan ini akan digelar di Pangandaran. Hanya saja, para panitia masih merasa trauma dan takut akan terjadinya kembali musibah gelombang Tsunami yang melanda daerah Ciamis Selatan setahun yang lalu. Selain itu, keterbatasan anggaran juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Dalam pembukaan kegiatan ini, Bapak Bupati Ciamis, H. Engkon Komara menganjurkan agar Pencak Silat menjadi muatan lokal (mulok) di sekolah-sekolah yang ada di Ciamis. Pak Uun, mantan Kepala UTPD Pendidikan Kec. Ciamis, yang selalu hadir setiap malam di alun-alun, juga memberikan sedikit informasi tentang sejarah Pencak Silat. Ilmu bela diri ini, pertama kali diperkenalkan oleh Aom Tur’at (alm) di Ciamis. Dalam budaya silat, mulanya hanya ibing tradisional. Sekarang budaya silat sudah terkenal ke mancanegara (go international), khususnya di Eropa. Dalam pengembangannya, silat ada yang masih berupa seni tradisi dan sekarang ada yang sudah dikembangkan menjadi olahraga yang masih didasari ilmu silat itu sendiri. Dalam silat dikenal istilah TGR dan Regu (kelompok). Dalam TGR permainannya tidak diiringi dengan kendang. Dalam ilmu silat juga terdapat tingkatan-tingkatan yang dibedakan berdasarkan usia dan berat badan.
Salah seorang pelatih Pencak Silat, Bapak Ukaman menuturkan bahwa setiap hari, para peserta pencak silat diajari cara makan, minum dan tidur yang baik. Dan sesekali mereka diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan Bakti Sosial guna menanamkan sikap sosial dan sebagai salah satu wujud kepedulian untuk saling berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan. Para peserta juga selalu berlatih dimana saja dan kapan saja. Dan khusus untuk hari Minggu, para peserta berlatih dari pagi hingga sore. Di akhir perbincangan kami, warga RT 11 RW 04 Dusun Gentarasa, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cidolog ini melontarkan sebuah kalimat, “Silat itu, bukan untuk maksiat, melainkan hanya sebuah metoda”. So, kita jangan ber-negative thinking kalo silat itu digunakan untuk kegiatan maksiat, itu salah besar.
Para pengamat seni juga menyampaikan pesannya yaitu “Budaya kita jangan sampai hilang, dan jangan sampai anak muda zaman sekarang tidak mengenal budaya daerahnya sendiri”. Dan panitia pun berharap, semoga tahun depan kegiatan serupa dapat digelar kembali. Ok dech, Cake’s do’akan semoga harapan tersebut bisa terwujud. Amien…

(SintHa, rAtnA X-4)

MOPD smansacis 2007

MOPD SMANSACIS 2007
“Sekali Lagi, Bukan Ajang Balas Dendam!”

Riuh menggema di seluruh penjuru Smansacis. Tahun ajaran baru telah datang. Siswa dan siswi yang tersebar dari seluruh penjuru Ciamis, berbondong-bondong mendaftarkan diri ke sekolah favorit mereka dengan mengusung satu tujuan luhur yaitu melanjutkkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dan disinilah tempatnya, SMAN 1 CIAMIS. Kini tiba saatnya bagi mereka menjalani masa adaptasi sebagai siswa baru di sekolah yang mereka idamkan.
MOPD…. Masa Orientasi Peserta Didik! Umumnya menjadi momok yang menakutkan bagi siswa baru. Entah darimana mulanya, kata itu memiliki arti yang menyeramkan di benak khalayak ramai. Merupakan kata lain dari OSPEK dan MOS yang menurut orang merupakan ajang balas dendam dari senior kepada juniornya., Entahlah!
MOPD Smansacis berlangsung tiga hari (16/17/18 Juli), yang diisi dengan berbagai kegiatan untuk lebih mengenalkan seluruh komponen Smansacis dari mulai staf pengajar, sarana dan prasarana, dsb., kepada siswa baru. A Galuh Sukma Wijaya sebagai Ketua Pelaksana, bertanggung-jawab penuh atas jalannya kegiatan ini. Bapak Asep Ganda Sadikin selaku Kepala Sekolah, membuka secara resmi kegiatan ini pada Upacara Senin pagi (16/07) dengan menanbahkan prosesi kecil yaitu dengan menyematkan kartu tanda peserta MOPD kepada Fanny T.B dan Dani H sebagai siswa dan siswi terpilih sebagi tanda MOPD telah dimulai.
Berbagai kegiatan dijalani para siswa. Pemberian materi dan pengenalan ekskul pun menghiasi hari-hari MOPD selain seluruh siswa diminta mengumpulkan sebanyak mungkin tanda tangan dari para seniornya. Salah satu materi yang paling mengesankan dan yang umumnya membuat jantung peserta MOPD berdegup kencang adalah materi yang diberikan oleh kakak-kakak senior dari OSIS. Materi ini lebih menekankan pada pengujian mental yang lebih dikenal dengan nama “Penggebrakan”. Pemberian materi ini tentunya tidak semata-mata asal pemberian materi yang seolah-olah dalih para senior untuk melancarkan hasrat balas dendamnya pada para junior saja. Tentu tidak! Karena pada saat pemberian materi diawasi sepenuhnya oleh guu yang bertanggung jawab. Tentunya, pengujian mental yang masih dalam tahapan wajar. Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana kekuatan mental yang dimiliki para peserta MOPD. Mengingat, tahapan SMA merupakan tahapan awal menuju kedewasaan yang pada tahapan ini diperlukan mental yang kuat demi mengantisipasi berbagai macam cobaan yang dihadapi. Itu, hikmah positif yang dapat kita ambil.
Masa Orientasi juga mengajarkan peserta untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dan pentingnya menjaga barang milik pribadi. Meskipun hanya sebuah kartu peserta yang bertuliskan identitas kita. Untuk kedisiplinan, pada masa orientasi peserta diwajibkan datang lebih pagi dari siswa lainnya. Hari pertama pukul 06.00 dan hari selanjutnya berkurang 15 menit dari hari sebelumnya. Ini berlaku hanya pada saat 3 hari masa MOPD. Bagi para siswa yang tidak disiplin, mereka harus menerima konsekuensi dari perbuatan yang mereka lakukan. Yakni pulang sekolah berkumpul di lapangan basket sambil menikmati senyuman riang mentari yang sedang semangat-semangatnya menyengat kulit. Dalam pengujian ini, daya taham tubuhlah yang diperlukan. Selepas Masa Orientasi berakhir barulah siswa baru peserta MOPD resmi menjadi siswa SMAN 1 CIAMIS sepenuhnya. Rentetan kegiatan ini ternyata masih belum sepenuhnya berakhir. Karena masih terdapat dua kegiatan lagi yang mesti dijalani. Dua kegitan itu adalah Tes Kesehatan Jasmani (TKJ) dan kegiatan Kepramukaan (Mata Cakap), yang berlangsung pada hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Kegiatan Kepramukaan atau Mata Cakap dilaksanakan di Bumi Perkemahan (Buper) di desa Pamalayan dengan transportasi hanya dengan menggunakan kedua kaki saja. Perjalanan ini memerlukan waktu 3 jam. Fantastis bukan? Namun sayang, cuaca nampaknya kurang bersahabat. Sehingga acara berakhir lebih cepat dari yang dijadwalkan. Akan tetapi, Mata Cakap ini merupakan kegiatan yang dipenuhi dengan kegembiraan. Tepat pukul 12 malam, semua siswa dikumpulkan di Kecamatan (nama tempat di Buper. red) untuk melaksanakan api unggun. Satu hal yang unik, selama melaksanakan Mata Cakap baik siswa puteri maupun putera tidak diperkenankan untuk bertegur sapa. Malah yang ada, diantara keduanya terjadi saling ejek dengan menggunakan sandi tertentu. Untuk memperolok siswa puteri, siswa putera meneriakan sandi “DP… Wek..Wek”. Sebaliknya siswa puteri pun memperolok mereka dengan sandi “Cira… Burket!” Maka dari itu, Mata Cakap ini sangat memberikan kesan yang berharga bagi para siswa yang menjalaninya.
Sempat tersiar kabar buruk mengenai Masa Orientasi yang berlangsung di Smansacis. Bahwa, dalam menjalaninya disertai dengan unsur kekerasan dan sebagai pelampiasan balas dendam. Itu tidak benar! Berulang-ulang kali bapak Edi Kosasih jelaskan dalam setiap pidatonya, bahwa MOPD di SMAN 1 Ciamis tidak disertai unsur kekerasan dan bukan merupakan ajang balas dendam. “Semuanya masih berada dalam jalur. Jadi, sekali lagi bukan ajang balas dendam!” begitu kutipan yang beliau ungkapkan dalam pidatonya. Karena semua dilaksanakan berlandaskan pada dasar yang telah diyakini kebenarannya. Juga, dengan bermacam-macam tujuan yang mengikuti dibelakang. Salah satunya yaitu lebih menekankan pada adaptasi sebelum masuk kegiatan rutin SMA yang sudah barang tentu sangat banyak dan memerlukan tenaga ekstra. Maka dari itu, MOPD diperlukan agar para siswa dapat terbiasa menghadapinya.
Semuanya telah dilewati. Masa MOPD pun telah berlalu. Petik hikmah adalah yang harus kita lakukan. Junjunglah selalu nama almamater dengan mengemban dan menyukseskan misi kita. “Satu kata, Satu tekad, Satu tujuan, demi menggapai sukses bersama….GOALS…!!!


Millaty N. F (X-9)

Peletakan Batu Pertama Renovasi SMAN 1 Ciamis

SMAN 1 CIAMIS, road to Global Oriented Absolute Leading School
Di pagi yang cerah, Senin, 9 April 2007, merupakan hari yang sangat bersejarah dan monumental bagi warga Smansacis, di hari itu orang Nomor 1 Ciamis, Bapak Drs. H. Engkon Komara, M.Si, berkenan memenuhi undangan Kepala SMA Negeri 1 Ciamis, Drs. Asep Ganda Sadikin, dalam rangka Peletakan Batu Pertama renovasi gedung SMA Negeri 1 Ciamis. Bupati yang hadir beserta Wakil Ketua DPRD Kab. Ciamis, Bapak R. Dida Yudanegara, SH., Asda II, Bapak Drs. Akasah, MBA., beserta undangan lainnya baik dari instansi sipil maupun Polri dan TNI, juga perwakilan dari Dinas Pendidikan Kab. Ciamis.
Dalam sambutannya yang santai, penuh humor segar dan akrab, dihadapan ribuan siswa, staff guru dan Tata Usaha SMA Negeri 1 Ciamis. Bapak Bupati sempat bernostalgia bahwa beliau itu sejatinya lulusan SMA Negeri 1 Ciamis yang saat itu baru dikenal sebagai SMA Negeri Ciamis yang terletak di Bojonghuni, Ciamis, namun karena kurangnya ruangan kelas, beberapa siswa termasuk diantaranya Bapak Engkon Komara “muda” terpaksa pindah ke SMA Negeri Banjar yang menjadi kelas jauh SMA Negeri Ciamis yang bertempat di Banjar hingga selesai, pada waktu itu Kepala Sekolahnya Bapak Drs. Daman Saputra. “Waktu itu, saya sering mengangkut pasir dan batu, kebanyakan bekerjanya daripada belajarnya,” kenangnya. Selain itu, beliau berpesan, “belajarlah dengan tekun, sekarang semua fasilitas sudah ada, jaman dulu mah boro-boro ada computer, kuasailah keterampilan computer dan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris,” imbuh ayah berputra dua yang keturunan asli Panjalu ini.
Rencana renovasi total gedung SMA Negeri 1 Ciamis yang seluruh biayanya merupakan bantuan pemerintah pusat menelan biaya 2,5 milyar lebih, yang sekarang pembangunannya sedang dimulai dan direncanakan selesai tahun 2010 ini nantinya seluruhnya akan berlantai dua dengan semua fasilitas ruang belajar, ruang kesenian, laboratorium, ruang guru, ruang administrasi, kantin, lapang olah raga indoor, dsb., dan diharapkan setelah selesai nanti bisa menjadi sekolah yang menelorkan siswa-siswa unggulan yang mampu berprestasi baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional sesuai dengan mottonya, GOALS atau Global Oriented Absolute Leading School.

Selasa, 28 Agustus 2007

Sekapur Sirih

Assalamu'alaikum wr.wb.
FRESH FROM OVEN
Well…well…well…tahun ajaran baru sudah lewat hamper satu bulan. Kami seluruh crew Media Jurnalistik ngucapin selamat datang…welcome to the best students at SMAN 1 Ciamis. Diantara beberapa catatan peristiwa yang ketangkep sama crew majalah adalah begitu banyaknya peristiwa yang terjadi pada sekoloah kita, seperti masalah tindak kekerasan selama MOPD yang ternyata berita itu tidak terbukti kebenarannya dan semuanya sudah “clear”, so what? Apapun dan bagaimanapun yang telah terjadi, dan terlepas dari semua masalah tersebut, kita harus pandai menyikapi atas masalah tersebut dan dibalik semua itu tentu ada hikmahnya.
Selain itu, alhamdulillah ternyata semua siswa kelas XII tahun ajaran 2006/2007 telah lulus semua dan tentunya keberhasilan adalah berkat kerja keras seluruh warga besar SMAN 1 Ciamis. Dan yang lebih membuat kita bangga adalah bahwa peringkat terbaik dari hasil UN ternyata masih didominasi oleh sekolah yang kita cintai ini. Dan pada tahun ajaran 2007/2008 ini sekolah kita telah mencanangkan motto GOALS [Global Oriented Leading School] yang mengandung suatu visi dan misi yang sangat luas dan “integrated” yang merupakan pijakan dan tujuan sekolah kita yang menyandang Sekolah Kategori Mandiri. Rupanya sekolah kita tidak mau “mabuk” dengan embel-embel sekolah berstandar internasional yang hanya “jacket” semata, tapi melalui tahapan Sekolah Kategori Mandiri sekolah kita siap untuk bersaing baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Hal ini bukan “isapan jempol” belaka, tapi fakta membuktikan betapa sekolah kita senantiasa menuai prestasi di segala bidang. Acungkan dua jempol dan bravo buat sekolah kita!!!!
Seluruh crew Media Jurnalistik tidak lupa mengucapkan selamat kepada “Kabinet” baru yang terdiri dari Pak Edi Kosasih, PKSU Kesiswaan; Pak Endang Mulyadi, PKSU Kurikulum; Pak Asep Ukhor, PKSU Sarana; Pak H. Asep Ganiwan, PKSU Humas. Semoga Kepala Sekolah, Pak Asep Ganda Sadikin, bersama kabinet barunya mampu tampil lebih baik lagi dan selalu kompak, Amin.
Sementara itu eksistensi Majalah Cake’s itu sendiri semakin hari semakin giat dengan terus membenahi penampilan serta isi rubrikasinya, walaupun tetap masih saja ada kekurangannya. Memang untuk tampil lebih sempurna lagi tentunya memerlukan suatu proses, dan prose situ akan terus berjalan. Proses tak ‘kan pernah berhenti. “Orang yang telah merasa puas berarti orang itu telah berhenti proses kreatifitasnya, karena suatu proses tidak akan pernah berhenti,” begitu kata orang. Maju terus, Soekarno pernah bilang: “Ever onward…”

Profil Sekolah

Email : goals@smu1ciamis.com & smansa_ciamis@yahoo.co.id
Website : sma1ciamis_goals.com

SMAN 1 Ciamis mulai dirintis pada tahun 1959. Pada tanggal 15 Oktober 1959 SMA Persiapan Negeri Ciamis resmi menjadi SMA Negeri Ciamis dengan SK Mendikbud nomor 72/SK/B/III/1959. Berdiri di tengah pelataran seluas 15.000 m2 , SMAN 1 Ciamis telah berkembang menuju sekolah tipe A yang paripurna. Apalagi dalam kondisi itu, SMAN 1 Ciamis telah memperlihatkan berbagi prestasi yang dapat dibanggakan, paling tidak dapat dijadikan tumpuan harapan akan tercapainya tujuan tersebut. Maka tidaklah berlebihan bila SMAN 1 Ciamis bertekad mulai tahun ini menjadi sekolah mandiri yang berwawasan internasional sesuai dengan semboyannya GOALS (Global Oriented Absolute Leading School). Berikut data kondisi dan prestasi SMAN 1 Ciamis.
Siswa & Rombongan Belajar : Kls X 352 org, Kls XI 358 org, Kls XII 358 org.
Ketenagaan : Jumlah guru seluruhnya 69 orang. Dari ke 69 orang guru tersebut 3 orang berijazah S.2 , 45 berijazah Sarjana (S.1), sedang 7 orang lainnya berijazah Sarmud/D.3.
Sarana Prasarana : SMAN 1 Ciamis telah memiliki beberapa sarana/prasarana kunci, walaupun pada umumnya masih kurang dibandingkan kebutuhan. Namun dengan optimalisasi penggunaan, kekurangan sarana/prasarana tersebut, untuk sementara dapat diatasi. Adapun sarana/prasarana pokok yang dimiliki SMAN 1 Ciamis tersebut adalah : Ruang Belajar, Ruang Kepala Sekolah, Ruang Wakasek, Ruang Tata Usaha, Ruang Guru, Lab. IPA, Lab. Bahasa, Perpustakaan, Ruang BK, Ruang Komputer, Ruang Koperasi, Ruang OSIS/UKS dll.