“2 Jam Bersama Cepot, Arjuna, Gatot Kaca…..”
Selasa, 7 Agustus kemarin, anak-anak kelas X-1,X-2, X-3 dan X-8 beramai-ramai mengunjungi kediaman Arjuna cs di Rungki, Cigembor. Lho maksudnya? Yups, kita sedang melakukan pembelajaran seni budaya, yaitu mengapresiasi kesenian wayang golek yang merupakan salah satu kesenian khas Jawa Barat.
Menurut Bapak Drs. Asep Rahmat Safari, selaku guru bidang studi Seni Budaya yang membimbing kami selama kegiatan mengapresiasi kesenian tradisional, khususnya wayang golek bertujuan untuk mengenalkan khazanah budaya Indonesia kepada kita selaku generasi muda. Kegiatan itu juga sesuai banget dengan salah satu misi SMA 1 yaitu pewarisan budaya.
Kedatangan kita disambut baik oleh yang ‘mpunya wayang, yakni kelompok kesenian Cigembor “Mitra Saluyu”. Kita pun dikenalkan pada tokoh-tokoh penting pewayangan. Ada Arjuna, sitampan yang playboy abiez, Yudhistira si kecil yang gagah berani. Ada si kembar Nakula - Sadewa, Srikandi, wanita perkasa yang selalu membela kebenaran. Ada juga sang Superhero, Gatot Kaca. Dan ‘ga ketinggalan, Si Cepot, Semar, Gareng, dan Petruk yang siap menghibur kita.
Para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Pada saat sesi perkenalan, semua berebut ingin bertanya, “Semar itu anaknya siapa? Bima itu sifatnya gimana? Gugunang itu gunanya buat apa seeh? Etc.” Dengan sabar Kang Dalang menjawab satu per satu pertanyaan yang diberikan para siswa.
Sayangnya, ruangan yang tersedia tidak cukup menampung semua siswa. Terpaksa sebagian semua siswa menonton dari luar ruangan. Meskipun begitu semua tetap semangat menyaksikan salah satu kesenian yang punya peranan dalam penyebaran agama Islam pada zaman dahulu.
2 jam berlalu kegiatan ini diakhiri dengan sesi pemotretan tokoh-tokoh pewayangan sebagai bahan untuk membuat tugas laporan. Tentunya perlu Cake’sholic ketahui dari kegiatan ini bukan hanya hiburan yang kita peroleh untuk menyegarkan kembali otak kita setelah belajar seharian, tetapi juga pengetahuan yang bermanfaat bagi kita, khususnya sebagai generasi penerus yang wajib melestarikan kesenian dan kebudayaan Indonesia, agar tidak punah di masa mendatang. ( Rika Raka, Ratih, Resty, X-3 Ristiani X-1 / CAKES)
Selasa, 7 Agustus kemarin, anak-anak kelas X-1,X-2, X-3 dan X-8 beramai-ramai mengunjungi kediaman Arjuna cs di Rungki, Cigembor. Lho maksudnya? Yups, kita sedang melakukan pembelajaran seni budaya, yaitu mengapresiasi kesenian wayang golek yang merupakan salah satu kesenian khas Jawa Barat.
Menurut Bapak Drs. Asep Rahmat Safari, selaku guru bidang studi Seni Budaya yang membimbing kami selama kegiatan mengapresiasi kesenian tradisional, khususnya wayang golek bertujuan untuk mengenalkan khazanah budaya Indonesia kepada kita selaku generasi muda. Kegiatan itu juga sesuai banget dengan salah satu misi SMA 1 yaitu pewarisan budaya.
Kedatangan kita disambut baik oleh yang ‘mpunya wayang, yakni kelompok kesenian Cigembor “Mitra Saluyu”. Kita pun dikenalkan pada tokoh-tokoh penting pewayangan. Ada Arjuna, sitampan yang playboy abiez, Yudhistira si kecil yang gagah berani. Ada si kembar Nakula - Sadewa, Srikandi, wanita perkasa yang selalu membela kebenaran. Ada juga sang Superhero, Gatot Kaca. Dan ‘ga ketinggalan, Si Cepot, Semar, Gareng, dan Petruk yang siap menghibur kita.
Para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Pada saat sesi perkenalan, semua berebut ingin bertanya, “Semar itu anaknya siapa? Bima itu sifatnya gimana? Gugunang itu gunanya buat apa seeh? Etc.” Dengan sabar Kang Dalang menjawab satu per satu pertanyaan yang diberikan para siswa.
Sayangnya, ruangan yang tersedia tidak cukup menampung semua siswa. Terpaksa sebagian semua siswa menonton dari luar ruangan. Meskipun begitu semua tetap semangat menyaksikan salah satu kesenian yang punya peranan dalam penyebaran agama Islam pada zaman dahulu.
2 jam berlalu kegiatan ini diakhiri dengan sesi pemotretan tokoh-tokoh pewayangan sebagai bahan untuk membuat tugas laporan. Tentunya perlu Cake’sholic ketahui dari kegiatan ini bukan hanya hiburan yang kita peroleh untuk menyegarkan kembali otak kita setelah belajar seharian, tetapi juga pengetahuan yang bermanfaat bagi kita, khususnya sebagai generasi penerus yang wajib melestarikan kesenian dan kebudayaan Indonesia, agar tidak punah di masa mendatang. ( Rika Raka, Ratih, Resty, X-3 Ristiani X-1 / CAKES)